"Taklukkan Ribuan Kilometer: Guru Sekolah Indonesia Kota Kinabalu Raih Tesis Penuh Haru di Awal Tahun"

Surabaya — Awal tahun 2025 menjadi momen penuh haru dan kebanggaan bagi Zainal M, seorang guru Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), Malaysia. Setelah menempuh perjalanan ribuan kilometer, Zainal M berhasil menyelesaikan ujian tesisnya di Program Studi S2 Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Ujian tesis yang berlangsung pada 3 Januari 2025 ini menjadi bukti perjuangan Zainal untuk meraih gelar magister meski harus mengatasi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan waktu dan jarak. Tesisnya, yang berjudul “Implementasi Manajemen Inklusi Multi Jenjang di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu Malaysia”, mendapat apresiasi dari para penguji karena relevansinya terhadap pengembangan pendidikan bagi komunitas diaspora Indonesia di luar negeri.
Dalam sidang yang dihadiri oleh para dosen penguji dan mahasiswa lainnya, Zainal dengan percaya diri memaparkan hasil penelitiannya. Ia mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi guru-guru di luar negeri, mulai dari perbedaan budaya hingga keterbatasan fasilitas, dan memberikan rekomendasi strategis untuk mengatasinya.
“Saya sangat bersyukur dan terharu atas kesempatan ini. Jarak dan waktu bukanlah penghalang untuk terus belajar dan berkembang. Semoga apa yang saya pelajari di sini dapat saya terapkan untuk memajukan pendidikan di SIKK,” ujar Zainal M dengan mata berkaca-kaca.
Ketua Program Studi S2 Manajemen Pendidikan Unesa, Dr. Amrozi Khamidi, M.Pd., memberikan apresiasi tinggi kepada Zainal. “Pak Zainal adalah contoh nyata semangat pendidikan tanpa batas. Semoga keberhasilannya menjadi inspirasi bagi guru-guru lainnya untuk terus belajar meskipun berada di luar negeri,” tuturnya.
Perjuangan Zainal tidak hanya mencerminkan tekad pribadi, tetapi juga dedikasi seorang pendidik terhadap kemajuan generasi muda, khususnya anak-anak Indonesia yang berada di luar negeri. Keberhasilannya menyelesaikan tesis ini menjadi awal baru yang penuh harapan untuk tahun 2025.
Dengan gelar magister yang diraihnya, Zainal berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi nyata bagi pendidikan Indonesia di mancanegara. Kisahnya menjadi pengingat bahwa jarak bukanlah halangan untuk mencapai cita-cita, melainkan tantangan yang harus dihadapi dengan semangat dan kerja keras.